Benalu Batu Asli Super (Pulohi Wasu)
Tumbuhan Pulohi Wasu atau Benalu Batu
berasal dari desa di Sulawesi Tengah. Tumbuhan ini hanya terdapat
disekitar pegunungan di desa tersebut. Tumbuh dan hidup serta akarnya
merambat di atas gunung batu, makanya diberi nama Benalu Batu.
Tumbuhan ini diketahui sebagai obat dari seorang nenek yang suaminya menderita penyakit kanker, tumbuhan ini diolah dan diminum oleh suaminya sesuai petunjuk. Dan ternyata khasiatnya sangat ampuh. Penderita sembuh tanpa harus melalui operasi. Obat herbal ini sudah terkenal di masyakarakat bahkan telah dikenal dan digunakan dibeberapa kota besar di Sulawesi. Dan belakangan ternyata bukan hanya ampuh untuk penyakit kanker tetapi dapat menyembuhkan berbagai penyakit dalam dan juga yang kecanduan nikotin maupun narkoba.
ini gambar asli benalu (batu pulohi wasu)
Adapun penyakit yang sudah terbukti kebenarannya sembuh dengan obat herbal ini di antaranya seperti:
Tumbuhan ini diketahui sebagai obat dari seorang nenek yang suaminya menderita penyakit kanker, tumbuhan ini diolah dan diminum oleh suaminya sesuai petunjuk. Dan ternyata khasiatnya sangat ampuh. Penderita sembuh tanpa harus melalui operasi. Obat herbal ini sudah terkenal di masyakarakat bahkan telah dikenal dan digunakan dibeberapa kota besar di Sulawesi. Dan belakangan ternyata bukan hanya ampuh untuk penyakit kanker tetapi dapat menyembuhkan berbagai penyakit dalam dan juga yang kecanduan nikotin maupun narkoba.
ini gambar asli benalu (batu pulohi wasu)
Benalu Batu sudah dikeringkan |
Bagian Belakang Daun Benalu Batu Super |
Belalu Batu Batang berwarna Kemerahan |
Benalu batu Batang Berbulu Kemerahan |
Benalu batu Tampak Depan |
Benalu batu Tampak Depan |
Benalu batu Tampak Depan |
Benalu batu Tampak Belakang |
Benalu batu Dalam Kemasan Siap Kirim |
Adapun penyakit yang sudah terbukti kebenarannya sembuh dengan obat herbal ini di antaranya seperti:
- Asma
- Batuk Kering
- Paru-paru kotor
- Sakit Pinggang
- Ginjal
- Batu Ginjal
- Usus Terlipat
- Gejala Lumpuh/Stroke
- Susah Buang Air Besar
- Akar Tumor
- Haid tidak teratur
- Perut Keras Bagian Dalam
- Kencing Manis /Diabetes
- Jantung
- Kolesterol
- Rematik
- Asam Urat
- Muntah Darah / TBC
- Pusing/Migrain
- Malaria
- Cacingan
- Kram Badan
- Penyakit Gondok
- Eksim
- Kecanduan Nikotin
- Kecanduan Narkoba
- Kanker Payudara
- Kanker Kulit
- Kanker Darah
- Kanker Paru-Paru
- Kanker Limpa
- Kanker Otak
- dll
Aslinya, benalu dikenal sebagai penggemar
tumbuhan perdu. Di situ ia biasa membentuk miliu (lingkungan sekitar)
yang memberikan kesan rimbun, tidak teratur, dan kurang terawat.
Untuk memergoki benalu tak sulit. Anda bisa menemukannya di sekitar hutan, tepi jalan, kebun, bahkan tegalan. Tanaman ini berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif (cara pertama, lewat penyebaran biji, dianggap lebih baik dibandingkan dengan cara kedua).
Dalam Flora Malesiana vol. 13 (1997) ditegaskan, ada dua kelompok besar benalu, yakni dari keluarga Loranthaceae dan Viscaceae. Famili Loranthaceae punya 23 marga (dengan 200 jenis tanaman), di antaranya marga Dendrophthoe (21 jenis) dan marga Scurrula (8 jenis). Sedangkan Viscaceae punya empat marga (26 jenis).
Sebagai obat tradisional, masyarakat di berbagai negara sebenarnya sudah lama memanfaatkan benalu untuk menyembuhkan beragam penyakit. Seperti bisa dibaca dari naskah lawas, “Journal of the Asiatic Society of Bengal” (1887), keberadaan dan khasiat benalu ternyata sudah dikenal luas oleh orang Indonesia sejak lama, khususnya di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
Faktanya, catatan-catatan etnobotani menunjukkan, di Jawa pada tahun 1968 benalu sudah digunakan sebagai obat penyakit cacar air, cacar api, diare, cacing tambang, tumor, dan kanker. Pada 1978 penelitian etnobotani juga memberitakan, benalu teh kering yang direbus airnya dapat diminum untuk menyembuhkan penyakit kanker rahim dan jenis kanker lainnya. Sedangkan pada tahun 1980, giliran benalu sawo yang dipercaya dapat menyembuhkan tumor payudara.
Untuk memergoki benalu tak sulit. Anda bisa menemukannya di sekitar hutan, tepi jalan, kebun, bahkan tegalan. Tanaman ini berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif (cara pertama, lewat penyebaran biji, dianggap lebih baik dibandingkan dengan cara kedua).
Dalam Flora Malesiana vol. 13 (1997) ditegaskan, ada dua kelompok besar benalu, yakni dari keluarga Loranthaceae dan Viscaceae. Famili Loranthaceae punya 23 marga (dengan 200 jenis tanaman), di antaranya marga Dendrophthoe (21 jenis) dan marga Scurrula (8 jenis). Sedangkan Viscaceae punya empat marga (26 jenis).
Sebagai obat tradisional, masyarakat di berbagai negara sebenarnya sudah lama memanfaatkan benalu untuk menyembuhkan beragam penyakit. Seperti bisa dibaca dari naskah lawas, “Journal of the Asiatic Society of Bengal” (1887), keberadaan dan khasiat benalu ternyata sudah dikenal luas oleh orang Indonesia sejak lama, khususnya di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
Faktanya, catatan-catatan etnobotani menunjukkan, di Jawa pada tahun 1968 benalu sudah digunakan sebagai obat penyakit cacar air, cacar api, diare, cacing tambang, tumor, dan kanker. Pada 1978 penelitian etnobotani juga memberitakan, benalu teh kering yang direbus airnya dapat diminum untuk menyembuhkan penyakit kanker rahim dan jenis kanker lainnya. Sedangkan pada tahun 1980, giliran benalu sawo yang dipercaya dapat menyembuhkan tumor payudara.
Lalu pada 1983 ditemukan fakta bahwa
benalu jeruk nipis, benalu beringin, dan benalu teh dengan ramuan
tertentu dapat menghalau tumor. Setahun kemudian, penelitian etnobotani
sekali lagi menemukan fakta di lapangan, air hasil rebusan benalu dan
daun tapak dara (Catharanthus roseus), jika diminum, ternyata dapat
mengobati kanker.
Tahun 1995, penulis sempat mengunjungi Desa Gentasari, Kroya, Cilacap, untuk mengamati maraknya penggunaan benalu sebagai ramuan jamu di daerah itu. Dari hasil pengamatan itu, penulis sempat menemukan seorang penderita kanker usus yang berhasil sembuh dari penyakitnya, setelah meminum rebusan benalu mangga.
Tahun 1995, penulis sempat mengunjungi Desa Gentasari, Kroya, Cilacap, untuk mengamati maraknya penggunaan benalu sebagai ramuan jamu di daerah itu. Dari hasil pengamatan itu, penulis sempat menemukan seorang penderita kanker usus yang berhasil sembuh dari penyakitnya, setelah meminum rebusan benalu mangga.
Tak hanya manjur di Indonesia, khasiat
benalu juga dipercaya oleh masyarakat Malaysia, Filipina, dan Papua
Nugini. Di negara-negara itu, benalu juga dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Di Indocina, daun benalu Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.
sering diramu dengan teh, lalu diminum sebagai obat flu. Sedangkan
larutan daun benalu Scurrula ghracififolia digunakan untuk mengobati
rematik, bisul-bisul, serta memperkuat pertumbuhan gigi dan rambut.
Jenis benalu lainnya, Viscum articulatum Burm. F direbus dan diminum dua
kali sehari untuk mengobati bronkitis. Di Cina semua bagian dari benalu
Scurrula parasitica, yang sudah dikeringkan, digunakan untuk memperkuat
ginjal, menenangkan uterus sewaktu hamil, menguatkan tulang, mengurangi
pembengkakan, menghilangkan rasa sakit punggung maupun lutut, serta
menurunkan tekanan darah tinggi.
Orang Cina juga memanfaatkan benalu untuk
pengobatan kelainan hati dan merangsang pertumbuhan rambut. Sedangkan
Viscum articulatum dipercaya membantu mengatasi kelainan hati dan
penyakit TBC (tuberkulosis).
Apa sebenarnya rahasia benalu, sehingga banyak dimanfaatkan orang sebagai obat beragam penyakit?
Menurut Richter dalam Phytochemistry No. 31 (1992), benalu Loranthaceae dan Viscaceae mengandung banyak flavonoid, seperti chalcones, flavanones, c-glycoflavonols dan flavan-3-ols. Flavonoid sendiri berfungsi sebagai pelindung si benalu dari kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh sinar ultraviolet dan bertanggung jawab pada warna bunga, buah, dan daun.
Dalam ilmu farmasi, flavaoid dikenal sebagai senyawa antiradang, antioksidan, pereda sakit (analgesik), antivirus, anti-HIV, mencegah keracunan hati, antikelebihan lemak, merangsang kekebalan tubuh, sebagai vasodilator (memperlancar aliran darah), mencegah penggumpalan darah, antialergi, dan antikanker.
Menurut Richter dalam Phytochemistry No. 31 (1992), benalu Loranthaceae dan Viscaceae mengandung banyak flavonoid, seperti chalcones, flavanones, c-glycoflavonols dan flavan-3-ols. Flavonoid sendiri berfungsi sebagai pelindung si benalu dari kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh sinar ultraviolet dan bertanggung jawab pada warna bunga, buah, dan daun.
Dalam ilmu farmasi, flavaoid dikenal sebagai senyawa antiradang, antioksidan, pereda sakit (analgesik), antivirus, anti-HIV, mencegah keracunan hati, antikelebihan lemak, merangsang kekebalan tubuh, sebagai vasodilator (memperlancar aliran darah), mencegah penggumpalan darah, antialergi, dan antikanker.
Keberadaan flavanoid itu didukung oleh
zat-zat lain yang juga terdapat pada benalu, seperti proline,
hydroproline, myo-inositol, dan chiroinosotils. Sementara benalu famili
Loranthaceae diyakini banyak mengandung tanin. Senyawa ini terdapat pada
tanaman benalu, berkat hasil kerja sama asam gallic dengan catechin,
yang menyebabkan padatnya kadar tanin pada daun dan tangkai batang.
Dalam ilmu farmasi, tanin kerap digunakan sebagai obat diare, penawar
racun, antivirus, antikanker, dan anti-HIV.
Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih
meyakinkan mengenai khasiat benalu, silakan bertanya pada ahli
etnobotani atau ahli fitokimia terdekat di kota Anda. Bagi yang
bertempat tinggal di Jabodetabek bisa menghubungi Puslitbang Botani
LIPI, di Bogor, Jawa Barat.
PERINGATAN !!
PERINGATAN !!
- Hati-hati untuk tidak membeli disembarang tempat, karena sudah banyak yang memalsukannya.
- Obat herbal ini keras, jangan digunakan oleh wanita hamil.
- Tidak dibenarkan minum obat ini, bersamaan dengan obat rumah sakit / dokter.
- Tidak dibenarkan minum obat ini sewaktu perjalanan karena reaksi obat ini selalu buang air besar atau pada penyakit ginjal buang air kecil. Sebab penyakit ini bereaksi dengan buang air besar yang berulang-ulang sampai perut bersi
alamat
💥 📱 Untuk Info selanjutnya bisa hub.
Sapriadi Hp / WA 081341133139 🎀
- Satu ikat kecil / bungkus (7 batang) direbus dengan air bersih 1 liter, dimasak terus menerus sampai sisa airnya tinggal 1 gelas. 1 bungkus kecil direbus 3 kali (1 bungkus untuk 3 x minum).
- Setelah ramuan dingin, diminum dengan resep ½ gelas pagi dan sore ½ gelas, diminum sebelum makan bagi yang baru pertama kali minum obat ini.
- Pengobatan lanjutan, resep diminum sesudah makan pagi dan sore.
- Bagi penderita yang fisiknya lemah, disarankan minum resep 1/3 gelas pagi hari, 1/3 gelas siang hari dan 1/3 gelas sore hari.
- Bagi penderita Kanker atau yang kronis disarankan minum resep 3 kali dalam 1 minggu berantara 1 hari (berselang 1 hari).
- Setelah obat ini diminum 1 paket (10 bungks kecil) sebaiknya penderita ke Dokter untuk melakukan pemeriksaan agar segera mengetahui keadaan penyakitnya.
- Disarankan untuk yang sudah sembuh agar meminumnya 1 bungks kecil 1 minggu 1 kali.
- Reaksinya perut sakit-sakit melilit dan sering buang air besar berupa cairan hitam.
- Bagi penderita maag, obat ini diminum sesudah habis makan.
- Tidak ada efek sampingan, asal diminum sesuai petunjuk aturan obat ini.
- Jika anda tidak tahan rasa pahit, disarankan sesudah minum obat ini, minum 1 sdt madu sedikit atau makan gula merah sedikit untuk menghilangkan rasa pahit di mulut.
Untuk Info Konsultasi/Pemesanan
Silahkan Hub :
Sapriadi Hp / WA 081341133139
24 jam